Selasa, 28 Oktober 2014

2.5 Kolusi

Di dalam bidang studi ekonomikolusi terjadi di dalam satu bidang industri di saat beberapa perusahaan saingan bekerja sama untuk kepentingan mereka bersama. Kolusi paling sering terjadi dalam satu bentuk pasar oligopoli, di mana keputusan beberapa perusahaan untuk bekerja sama, dapat secara signifikan memengaruhi pasar secara keseluruhan. Kartel adalah kasus khusus dari kolusi berlebihan, yang juga dikenal sebagai kolusi tersembunyi.
Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya menjadi lancar. Di Indonesia, kolusi paling sering terjadi dalam proyek pengadaan barang dan jasa tertentu (umumnya dilakukan pemerintah). Ciri-ciri kolusi jenis ini adalah:
  • Pemberian uang pelicin dari perusahaan tertentu kepada oknum pejabat atau pegawai pemerintahan agar perusahaan dapat memenangkan tender pengadaan barang dan jasa tertentu. Biasanya, imbalannya adalah perusahaan tersebut kembali ditunjuk untuk proyek berikutnya.
  • Penggunaan broker (perantara) dalam pengadaan barang dan jasa tertentu. Padahal, seharusnya dapat dilaksanakan melalui mekanisme G 2 G (pemerintah ke pemerintah) atau G 2 P (pemerintah ke produsen), atau dengan kata lain secara langsung. Broker di sini biasanya adalah orang yang memiliki jabatan atau kerabatnya.
Jadi secara garis besar, Kolusi adalah pemufakatan secara bersama untuk melawan hukum antar penyelenggara Negara atau antara penyelenggara dengan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan Negara.
Cara pencegahannya perusahaan (atau negara) membuat perjanjian kerjasama yang sehat dengan perusahaan (atau negara) lain yang dianggap tidak merugikan orang banyak untuk mencegah kolusi.

Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Kolusi

2.4 Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas penting terutama dalam aktivitas bisnis yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran uang kas, karena kas dapat dengan mudah dicuri.
Sebagai contoh, dalam proses penerimaan kas dari pelanggan, harus ada pegawai yang bertanggung jawab untuk menerima dan menyimpan penerimaan tersebut (fungsi penjagaan), dan harus ada pegawai lain yang bertanggung jawab untuk memperbarui catatan piutang (fungsi pencatatan).
Sebaliknya, pegawai yang melaksanakan kedua fungsi tersebut dapat menyelewengkan pembayaran pelanggan untuk pemakaian pribadi, dan menyembunyikan pencurian tersebut dengan cara merekayasa akun terkait.
Begitu pula dalam hal pengeluaran kas, harus ada pegawai yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan menyetujui cek pembayaran (fungsi otorisasi), dan harus ada pegawai lain yang bertanggung jawab untuk menandatangani dan selanjutnya mengirimkan cek tersebut (fungsi penjagaan).
Referensi; http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2013/10/07/fungsi-ketiga-sia-contoh-kasus1-pemisahan-tugas/

2.3 Hambatan Pasif

Hambatan Pasif Struktur Pengendalian Intern
Suatu hambatan yang dialami oleh perusahaan salah satunya adalah hambatan pasif. hambatan pasif ini datang engan tidak diduga atau belum di peridksi sebelumnya. sebagian besar masalah - masalah yang datang seperti gangguan pada tenaga, perangkat keras, bencana alam, dan politik.

Contohnya dalam bencana alam yang datang dengan tak terduga seperti :
·                     Banjir
·                     Gempa bumi
·                     Meletusnya gunung berapi
·                     Tsunami 
·                     Badai angin dan sebagainya


Sedangkan contoh dalam politik adalah perang yang tak terhindarkan atau tidak dapat lagi di negosiasikan.

Pengendalian pada hambatan-hambatan semacam itu dapat bersifat preventif maupun korelatif Toleransi kesalahan dalam hal kegagalan sumber tenaga dilakukan dengan membuat pasokan uninterruptable power supply (UPS). Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada hambatan pasif yaitu pada perangkat keras dapat dilakukan dengan cara full backup data.


Referensi = http://fannynurrizky06.blogspot.com/2012/11/hambatan-pasif-struktur-pengendalian.html

2.2 Hambatan Aktif

Hambatan Aktif Struktur Pengendalian Intern

Hambatan aktif mencakup penggelapan terhadap computer dan sabotase terhadap computer. cara utama mencegah penggelapan dan sabotase adalah dengan menerapkan jenjang memadai pada pengendalian akses. jika seluruh pengendalian umum dan pemrosesan data telah ditempatkan dan dapat berjalan, pertimbangan utama yang kemudian harus ada adalah pembatasan akses tidak terotorisasi dan peralatan sensitif. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah hambatan – hambatan aktif adalah dengan enkripsi kunci umum.

Contoh hambatan aktif adalah penipuan manajemen :
Penipuan manajemen adalah tindakan – tindakan penipuan yang dilakukan oleh para manajer untuk mengelabui para investor dan kreditor dengan menggunakan laporan keuangan yang keliru. Jenis penipuan ini dilakukan oleh orang yang mempunyai tingkatan cukup tinggi dalam organisasi untuk mengatur pengendalian akuntansi. Manajemen dapat juga dilakukan pengeliruan atau penghilangan lain yang dapat mengelabui karyawan atau investor, tetapi intinya, penipuan manajemen berkaitan dengan manipulasi terhadap laporan keuangan.
Referensi; http://imammagribi.wordpress.com/2012/11/27/hambatan-aktif-struktur-pengendalian-intern/

2.1 Pengertian SPI dan Elemen SPI

Sistem Pengendalian Internal adalah suatu sistem usaha atau sistem sosial yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan agar bergerak sesuai dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen.

Elemen SPI:

Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
Pengendalian internal vs pengendalian manajemen:
1. Pengendalian internal
  • a pengendalian manajemen terdiri dari pengendalian intern dan ekstern
  • b. lebih menekankan pd tujuan perusahaan dan menghubungkan pengendallian manajemen untuk mencapai tujuan
  • c. meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.
2. Pengendalian manajemen
  • a. mengendalikan terdiri dari pengendalian administratif dan pengendalian akuntansi
  • b. menekankan pada pengendalian terhadap mengamankan aktiva perusahaan dengan melakukan pecatatan akuntansi memadai
  • c. meliputi akuntansi meningkatkan efektifitas dan efisiensi dan taat pd hukum yang berlaku.
COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian intern sebagai pembaharuan dari pengendalian manajemen, pengendalian manajemen lebih menekankan terhadap prosedur, sementara pengendalian intern lebih menekankan peran manusia/pelaku dibandingkan serangkaian prosedur.

Penilaian Risiko

Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. lalala

Prosedur Pengendalian

Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:
  • Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.
  • Pelimpahan tanggung jawab.
  • Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
  • Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.

Pemantauan

Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.

Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern