Sabtu, 24 Januari 2015

Tugas 4.6 Metode Pengendalian Pesediaan JIT (Just In Time)

 Perubahan lingkungan tradisional ke pemanufakturan maju yang diikuti dengan persaingan tajam bahkan berlevel global mengakibatkan system manajemen dengan pendekatan tradisional yang berbasis Economic Order Quantity (EOQ) dan metode minimal-maksimal tidak cocok lagi dalam lingkungan yang baru sehingga mendorong perusahaan menggunakan Just In Time (JIT).
  Sistem persediaan Just-In-Time bertujuan meminimalkan tingkat persediaan, kalau bisa tingkat persediaan ditekan menjadi nol. Sistem semacam ini, suplier akan ditekan sedemikian rupa sehingga bisa mendatangkan barang hanya beberapa jam sebelum dibutuhkan. Pada giliran selanjutnya, supplier akan ditekan lebih lanjut agar bisa menyediakan barang dengan cepat. Tentu saja perubahan perilaku semacam itu tidak hanya terjadi di perusahaan, tetapi juga pada mata rantai pemasok perusahaan.
  Dalam kondisi ideal, perusahaan yang menjalankan JIT akan membeli bahan baku hanya untuk kebutuhan hari itu saja.  Perusahaan tidak memiliki persediaan barang dalam proses pada akhir hari tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan hari itu telah dikirimkan ke konsumen begitu produksi selesai.  Dengan demikian, JIT berarti bahan baku yang diterima segera masuk ke proses produksi, bahan-bahan produksi yang lain segera digabungkan dan dikerjakan, dan produk yang telah jadi segera dikirimkan ke konsumen.
  Just In Time  merupakan suatu pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa produksi harus ditarik dari seluruh system  dengan adanya permintaan dan bukannya mendorong seluruh system dengan skedul yang tetap untuk mengantisipasi permintaan. Kebanyakan restoran cepat saji, seperti McDonalds, menggunakan system tarikan untuk mengontrol persediaan barang jadi mereka. Ketika seorang pelanggan memesan hamburger, maka hamburger itu diambil dari rak. Ketika jumlah hamburger mulai menipis maka juru masak mulai memasak hamburger yang baru. Permintaan pelanggan manarik seluruh bahan baku melalui system. Prinsip yang sama digunakan dalam mengatur proses produksi sehingga setiap operasi memproduksi produk  yang diperlukaan untuk memuaskan permintaan dari operasi yang mendahuluinya.
  Perusahaan yang menerapkan Just In Time (JIT) akan mendapatkan keuntungan antara lain :
a) modal kerja dapat ditunjang dengan adanya persediaan karena pengurangan-pengurangan biaya persediaan,
b)lokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan dapat digunakan untuk aktivitas lain sehingga produktivitas meningkat.ik,
c) waktu untuk melakukan aktivitas produksi berkurang, sehingga dapat menghasilkan jumlah proudk lebih banyak dan lebih cepat merespon konsumen.dan d) tingkat produk cacat berkurang, menakibatkan penghematan dan kepuasan konsumen meningkat.
  Untuk menjamin agar penerapan Just In Time (JIT) dapat berhasil dengan baik maka perusahaan perlu melakukan :
a) kontrak jangka panjang dan menjaga hubungan  baik dengan supplier. Melakukan negosiasi kontrak-kontrak jangka panjang untuk memasok bahan baku dari luar pastinya akan mengurangi jumlah pemesanan dan biaya pemesanan itu sendiri. Kontrak jangka panjang selain dilakukan dengan supplier juga dapat dilakukan antara perusahaan manufaktur.
b) Pertukaran data elektronik (electronic data interchange/EDI). EDI memungkinkan para supplier untuk mengakses basis data pembelinya cecara on-line. Dengan mengetahui skedul produksi pembelinya ( dalam hal ini adalah perusahaan manufaktur), para supplier dapat mengirimkan barang ataupun  bahan baku  ysng diperlukan  ketika dibutuhkan, yaitu tepat pada saat bahan tersebut dibutuhkan. EDI tidak memerlukan kertas kerja, tidak perlu formulir  pemesanan. Para supplier menggunakan skedul produksi yang terdapat dalam basis data pembeli,  untuk  menentukan skedul produksi dan pengiriman mereka. Ketika bahan baku ataupun barang dikirimkan, sebuah pesan elektronik dikirimkan oleh supplier kepada pembelinya bahwa  pengiriman dalam perjalanan.ketika barang ataupun bahan sudah tiba suatu kode bar dipindah  dengan alat elektronik dan ini mengawali proses pembayaran terhadap barang ataupun bahan yang dibeli tersebut. Jelasnya EDI memerlukan perjanjian kerjasama yang ketat antara supplier dengan pembeli. 

Referensi
 
http://hanifalwann.blogspot.com/2015/01/metode-pengendalian-persediaan.html

Tugas 4.5 Metode Pengendalian Persediaan MRP (Materials Resource Planing)

Menurut Herry P. Chandra cs, (2001:42-50) Material Requirement Planning adalah suatu metode untuk menentukan apa, kapan dan berapa jumlah komponen dan material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari suatu perencanaan produksi. Perencanaan material secara detail dilakukan dengan Material Requirement Planning, yaitu pengabungan aktivitas yang mempengaruhi koordinasi dari suatu usaha didalam perusahaan.
Untuk menjalankan sistem MRP, ada tiga elemen utama yang harus dimasukkan, yaitu:
1.    Jadual induk produksi (Master Production Schedule/MPS).
2.    Jumlah kebutuhan Material (Bill of Material/BOM).
3.    Status persediaan (Inventory Status).
         Dalam jumlah induk produksi diuraikan bahan .jadi yang akan diproduksi, yaitu meliputi waktu dan jumlah yang diproduksi. Jumlah kebutuhan material berisi jumlah kebutuhan material-material pembentuk bahan jadi, baik bahan mentah maupun bahan yang dibeli jadi. Status persediaan berisi informasi tentang persediaan material, order pembelian dan order pekerjaan.
Dari data imput kedalam sistem MRP akan didapat beberapa informasi sebagai berikut:
1.    Kebutuhan komponen/material pada periode-periode dalam jangka waktu tertentu (Gross Requirement).
2.    Komponen/material yang harus disediakan pada awal produksi (overdue).
3.    Status persediaan komponen/material pada akhir suatu periode (Project On Hand).
4.    Jumlah komponen/material yang harus disediakan pada awal suatu periode (planned order).
Pada metode MRP terdapat beberapa hal yang mendasar, yaitu:
1.    Permintaan material bersifat tergantung (dependent).
2.    Filosofi pemesanan sesuai permintaan.
3.    Ramalan/perkiraan berdasarkan Master Production Schedule.
4.    Konsep pengawasan meliputi semua item.
5.    Lot sizing bersifat beragam.
6.    memenuhi kebutuhan produksi.
7.    Tipe persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi.
          Sebagai alat perencana dan pengontrol yang merupakan metode efektif dalam manajemen persediaan, MRP memberikan beberapa keuntungan, yaitu:
1.    Investasi persediaan dapat ditekan serendah mungkin.
2.    perencanaan dapat dilakukan secara detail dapat berubah sesuai keadaan.
3.    Penyediaan data untuk masa mendatang dengan basis tiap item.
4.    Pengontrolan persediaan dapat dilakukan setiap saat.
5.    Jumlah pemesanan berdasarkan kebutuhan.
6.    fokus pada waktu kebutuhan material.
 
Referensi: http://hanifalwann.blogspot.com/

Tugas 4.4 MetodePengendalian Persediaan EOQ (Economically Order Quantity)

Model persediaan Economi Order Quantity (EOQ) Economic Order Quantity atau EOQ adalah jumlah pemesanan paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang yang dapat meminimalkan jumlah biaya pemeliharaan barang dari gudang dan biaya pemesanan setiap tahun. Asumsi dasar dalam menerapkan metode EOQ untuk dipenuhi yaitu :
Permintaan dapat ditentukan secara pasti dan konstan, item yang dipesan indenpenden dengan item yang lain, pesanan yang diterima dengan segera dan pasti, tidak terjadi stock out serta harga item konstan. Tujuan dari model ini adalah untuk menentukan nilai Q sehingga meminimalkan total biaya persediaan. Dalam penentuan nilai Q maka Purchasing cost dapat diabaikan karena dianggap konstan. Dimana biaya total persediaan adalah sebagai berikut : Biaya total persediaan = Ordering Cost + Holding Cost+ Purchasing Cost Cara lain untuk memperoleh EOQ dengan pendekatan matematis dikenal dengan istilah cara formula. Dengan metode ini digunakan beberapa notasi atau parameter antara lain: TAC = total biaya persediaan tahunan (total annual inventory cost) TOC = total biaya pesan (total annual inventory cost) TCC = total biaya pesan (total carrying cost) R = jumlah pembelian (permintan ) satu periode C = biaya simpan tahunan (rupiah/unit_ S = biaya setiap kali pemesanan Q = jumlah pemesanan (unit/order) Q* = jumlah pemesanan optimum (EOQ) T = waktu antara satu pesanan dengan lainnya TC = total biaya persediana (rupiah per tahun) Biaya pemesanan per tahun S = frekuensi pesanan x biaya pesanan S = (R/Q) x s ........
Biaya penyimpanan per tahun C = persediaan rata-rata x biaya penyimpanan C = (Q/2)x c ....
Biaya total per tahun TC = (R/Q*)x S+ (Q*/2) x C .
 Keterangan : EOQ terjadi jika biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan atau TOC = TCC, maka : (R/Q*)S = (Q*/2)C 2RS = CQ*2 Q*2 = (2RS/C) Maka : EOQ = Q* = √ 2RS/C

Persediaan pengaman (safety stock) Persediaan pengaman atau safety stock adalah persediaan minimum yang harus tersedia dan hanya dapat digunakan dalam keadaan yang betul-betul darurat. Dengan adanya safety stock maka perusahaan dapat mengalami resiko seminimal yang dapat ditimbulkan karena adanya ketidakpastian kedatangan bahan Besarnya safety stock (B) dapat dicari dengan rumus : B = a x Sdt .

Dimana : B = safety stock
               a = frequency level of service
            Sdt = standar deviasi lead time
Refernsi: http://tongke1.blogspot.com/2011/02/pengendalian-persediaan.html

Tugas 4.3 Dokumen yg digunakan dalam siklus pengeluaran



1.       Permohonan pembelian  (Purchase Requisition)  merupakan formulir awal dalam siklus pengeluaran yang mengotorisasi  penempatan  suatu pesanan  barang
2.        Formulir Order Pembelian  yaitu formulir formal yang  disiapkan  dari formulir permintaan  pembelian  untuk memesan barang kepada pemasok.
3.       Laporan Penerimaan  Barang yaitu suatu formulir/dokumen  yang berisi  penerimaan  barang
4.       Faktur Pemasok, yaitu dokumen penagihan  dari pemasok barang atau jasa
5.        Voucher pengeluaran,  yaitu suatu dokumen dalam sistem voucher yang mengakumulasi faktur pemasok untuk pembayaran
6.        Cek pengeluaran,  yaitu dokumen akhir dalam siklus pengeluaran  yang memberikan pengeluaran  kas kepada pemasok untuk barang atau jasa yang diterima
7.        Memo debit, yaitu dokumen untuk mengotorisasi retur dan penyisihan  pembelian
8.       Formulir pemasok baru, yaitu formulir yang digunakan untuk memilih pemasok baru., berisi  data harga, jenis barang atau jasa, pengalaman  pemasok, referensi, dan jejak kredit
9.        Permintaan  untuk proposal (atau penawaran  harga).  Yaitu formulir yang digunakan dalam suatu  prosedur tender  kompetitif,  berisi barang atau jasa yang  diperlukan dan perbandingan  harga, syarat-syarat pembayaran,dll

Referensi https://ferrylaurensius.files.wordpress.com/2009/07/siklus-pengeluaran1.pdf

Tugas 4.2 Fungsi Siklus Pengeluaran

Fungsi dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari :
1. Mengetahui kebutuhan akan barang tersebut
2. Menempatkan Pesanan, Menerima dan menyimpan barang
3. Memastikan validitas kewajiban pembayaran
4. Menyiapkan pengeluaran kas
5. Mengelola utang usaha
6. Memposkan transaksi ke dalam buku besar umum
7. Menyiapkan laporan keuangan dan laporan manajemen yang diperlukan


Referensi: http://mudahbelajargrammar.blogspot.com/2012/11/pengertian-siklus-pengeluaran.html

Tugas 4.1 Pengertian Siklus Pengeluaran


Siklus Pengeluaran adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa.
Tujuan utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk mempermudah pertukaran kas dengan para pemasok untuk barang dan jasa yang dibutuhkan dimana tujuan khusus yang terkandung didalamnya meliputi :

1. Memastikan bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan
2. Menerima seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang tersebut adalah valid dan benar
3. Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan
4. Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah valid dan benar
5. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat
6. Memposkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok yang tepat di dalam buku besar utang usaha
7. Memastikan bahwa seluruh pengeluara kas berhubungan dengan pengealuran yang sudah diotorisasi
8. Menyiapakn seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang berhubungan dengan barang atau jasa yang diperoleh



Referensi: http://mudahbelajargrammar.blogspot.com/2012/11/pengertian-siklus-pengeluaran.html