Untuk
menjalankan sistem MRP, ada tiga elemen utama yang harus dimasukkan, yaitu:
1.
Jadual
induk produksi (Master Production Schedule/MPS).
2.
Jumlah
kebutuhan Material (Bill of Material/BOM).
3.
Status
persediaan (Inventory Status).
Dalam jumlah induk produksi diuraikan bahan .jadi
yang akan diproduksi, yaitu meliputi waktu dan jumlah yang diproduksi. Jumlah
kebutuhan material berisi jumlah kebutuhan material-material pembentuk bahan
jadi, baik bahan mentah maupun bahan yang dibeli jadi. Status persediaan berisi
informasi tentang persediaan material, order pembelian dan order pekerjaan.
Dari
data imput kedalam sistem MRP akan didapat beberapa informasi sebagai berikut:
1.
Kebutuhan
komponen/material pada periode-periode dalam jangka waktu tertentu (Gross
Requirement).
2.
Komponen/material
yang harus disediakan pada awal produksi (overdue).
3.
Status
persediaan komponen/material pada akhir suatu periode (Project On Hand).
4.
Jumlah
komponen/material yang harus disediakan pada awal suatu periode (planned
order).
Pada
metode MRP terdapat beberapa hal yang mendasar, yaitu:
1.
Permintaan
material bersifat tergantung (dependent).
2.
Filosofi
pemesanan sesuai permintaan.
3.
Ramalan/perkiraan
berdasarkan Master Production Schedule.
4.
Konsep
pengawasan meliputi semua item.
5.
Lot
sizing bersifat beragam.
6.
memenuhi
kebutuhan produksi.
7.
Tipe
persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi.
Sebagai alat perencana dan pengontrol yang
merupakan metode efektif dalam manajemen persediaan, MRP memberikan beberapa
keuntungan, yaitu:
1.
Investasi
persediaan dapat ditekan serendah mungkin.
2.
perencanaan
dapat dilakukan secara detail dapat berubah sesuai keadaan.
3.
Penyediaan
data untuk masa mendatang dengan basis tiap item.
4.
Pengontrolan
persediaan dapat dilakukan setiap saat.
5.
Jumlah
pemesanan berdasarkan kebutuhan.
6.
fokus
pada waktu kebutuhan material.
Referensi: http://hanifalwann.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar